Peluncuran Buku Ketika Anies Baswedan Memimpin

“Saya tahu beliau seorang penulis yang gaya menulisnya seperti jurnalis karena seluruh fakta diverifikasi tapi style penulisannya sastrawi. Jadi jurnalistik sastrawi,” ujar Anies Baswedan tentang Husnil.

Bermula dari keraguan atas sosok Anies Rasyid Baswedan, Muhammad Husnil terdorong untuk melakukan riset mendalam tentang kehidupan Anies. Mantan asisten redaktur majalah Historia ini akhirnya menemukan kisah hidup Anies yang menarik dan menginspirasi. Kisah tersebut dituangkan Husnil dalam buku Ketika Anies Baswedan Memimpin. Ini adalah buku kedua Husnil yang menceritakan sosok mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. Sebelumnya di tahun 2014, Husnil telah meluncurkan buku Melunasi Janji Kemerdekaan. Setiap buku yang ditulisnya, telah melalui proses pencarian dan verifikasi data dan cerita.

"Data itu bisa dikonfirmasi ulang, bisa diverifikasi ulang. Kami melalui proses verifikasi ketat, data yang kami tampilkan Insya Allah akurat," ucap Husnil menjamin akan keakuratan data yang ia gunakan saat acara peluncuran buku Ketika Anies Baswedan Memimpin, Jumat 3 Februari 2017, di Gramedia Matraman, Jakarta.

Acara peluncuran buku siang itu dihadiri oleh Anies Baswedan dan Istri, Fery Farhati Ganis, sastrawan senior Indonesia Taufiq Ismail, dan Kojek, penyanyi hip hop asli Betawi. Sebanyak 150 peserta yang hadir memadati ruangan acara, terlihat antusias selama acara berlangsung.

Dalam buku Ketika Anies Baswedan Memimpin ini, Husnil mengisahkan secara runut dan mendetail jejak kepemimpinan Anies Baswedan, hingga ia menjabat sebagai Mendikbud. Anies kecil sudah terlihat memiliki bakat kepemimpinan yang besar. Misalnya saja dia mendirikan Kelabang (Klub Anak Berkembang) ketika masih SD, dengan anggota sampai anak usia SMP. Anies mengaku pengalaman dan nilai-nilai kepemimpinannya ia dapat dari keluarga, sebagai lembaga pendidik pertama yang didapatkan setiap anak.

Melihat kuatnya faktor latar belakang keluarga di balik gaya kepemimpinannya, buku ini diawali pembahasan mendetail mengenai keluarga besar Baswedan, mulai dari Kakek (AR Baswedan, salah satu pendiri negara Indonesia), Nenek, Ayah, Ibu, hingga istri dan anak-anak Anies. "Di rumah itu sering banyak tamu, di meja makan banyak perdebatan. Perdebatannya keras tapi sopan. Tidak ada kata yang menyinggung,” kata Anies menceritakan masa kecilnya.

Momentum Pilkada DKI yang sedang panas belakangan ini memunculkan berbagai isu dan fitnah yang mendiskreditkan sosok Anies Baswedan sebagai calon pemimpin Jakarta selanjutnya. Hingga timbul pertanyaan, memangnya Anies bisa memimpin? Bagaimana jika Anies memimpin? Di buku inilah anda bisa menemukan jawabannya.

“Akhirnya saya baru tahu, Mas Anies bukan hanya bicara. Beliau mengajak orang untuk bergerak. Lewat kata-kata dia bisa menggerakkan orang lain," tutup Husnil.