Menteri Anies Baswedan dan Pencalonan Gubernur DKI

Dicukupkan, rasanya kata tersebut yang pantas untuk menggambarkan posisi Anies Baswedan yang di-reshuffle sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bagaimana tidak, kinerja Anies yang hanya selama 22 bulan menjabat sebagai menteri terbilang mengesankan. Nawa cita Presiden Joko Widodo dan Revolusi Mental di bidang pendidikan sudah dilaksanakan dan diterapkan hingga ke sekolah-sekolah di seluruh pelosok negeri. Misalnya, penghapusan Masa Orientasi Siswa (MOS), kebijakan untuk orang tua mengantar anaknya pada hari pertama sekolah, penumbuhan budi pekerti selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai, dan puluhan kinerja lainnya. Semuanya sejalan dengan Nawa Cita Presiden demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Jika kita melihat angka, serapan anggaran Kemendikbud ketika itu menempati nomor dua paling tinggi di antara kementerian lainnya, yang menandakan program-programnya berjalan dengan baik. Ketika diaudit, Kemendikbud mendapat status WTP (Wajar Tanpa Pengecualian). Begitu juga dengan angka kepuasan masyarakat terhadap Anies sebagai Mendikbud merupakan yang paling tinggi. Karenanya, dicukupkannya Anies ini mengagetkan banyak orang, bahkan bagi Anies sendiri.

Mengenai pencukupan jabatannya sebagai menteri, Anies menanggapi, “Saya analogikan saya ini adalah Senopati. Senopati itu dikirim tugas harus siap, ditarik dari tugas pun juga siap,” ujar Anies.

“Sama sekali tidak ada rasa kecewa. Kita jangan bicara rasa. Kita sedang bicara dalam sebuah negara yang memiliki struktur. Ada pembagian wewenang. Ketika kepala negara memutuskan untuk cukup sampai di situ tentu dia punya pertimbangan. Saya justru menghormati Pak Presiden dengan hak prerogatifnya,” ujar Anies. Baginya kapanpun ditugaskan dia siap, begitu juga ketika dicukupkan.

Terkait pencalonan Anies sebagai Cagub DKI Jakarta bersama dengan Sandiaga Uno, Anies menerangkan bahwa ia diminta oleh partai Gerindra dan PKS. Sebagai warga negara, Anies merasa harus siap terlibat dalam mengurusi urusan-urusan publik. “Kita jangan takut dengan undangan untuk terlibat, selama kita menjalaninya dengan baik, kita akan baik-baik saja,” tegas Anies. Bagi Anies, jabatan bukanlah yang utama. Sebagai negarawan, mengabdi untuk bangsa dan negara adalah yang utama. "Jangan kejar jabatan, karena jabatan bisa datang dan pergi," tegasnya.


Tautan terkait:

1. https://beritagar.id/artikel/bincang/anies-baswedan-saya-tidak-mengira-akan-diganti