Menghidupkan Kembali JIFFEST & Bioskop Rakyat

Menyelenggarakan kembali Jakarta International Film Festival dan mengadakan layar tancap keliling.

Kondisi Saat Ini

Jakarta kehilangan salah satu Festival Film yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1999. Jakarta Internasional Film Festival terhenti pelaksanaannya sejak tahun 2013 karena kehilangan dukungan dari donor asing dan kesulitan mendapatkan sponsor dari swasta. Sedangkan Cannes Film Festival adalah sebuah festival film yang diinisiasi oleh Jean Zay untuk menyaingi Festival Film Venice. Saat ini dua Festival film tersebut adalah festival film tertua yang ada di dunia dan mempengaruhi dunia perfilman internasional.

Saat ini di Asia Tenggara, salah satu festival film yang berpengaruh adalah Bangkok Film Festival yang telah terselenggara sejak 2003. Tidak hanya mengundang film-film Internasional ke Bangkok, namun ada berbagai macam workshop yang diberikan kepada sineas Thailand oleh para pelaku film yang sudah dihargai oleh dunia Internasional.

Jakarta dapat belajar juga dari Sundance Film Festival, berdiri sejak 1978, saat ini tak kurang ada 45.000 pencinta film yang datang tiap tahunnya. 9 % merupakan wisatawa mancanegara. Modal awal yang dikeluarkan adalah sebesar US$7,5 juta festival ini mampu menyerap 1.500 tenaga kerja, menyumbang PAD US$5,5 juta. Itu semua di luar belanja pelancong yang diserap oleh hotel, transportasi, kuliner, cinderamata yang mencapai US$54,5 juta.


Kebijakan Pemprov Saat Ini

  1. Membuka Balai Agung, ruangan audio visual di Balai Kota, untuk memutarkan film nasional pada hari sabtu dan minggu.
  2. Tidak ada kebijakan Gubernur Basuki yang langsung mendukung industri perfilman di Jakarta.

Solusi/Terobosan

  1. Menyelenggarakan kembali JIFFEST dengan membentuk Konsorsium Film Jakarta yang terdiri dari Pemerintah Pusat lewat Bekraf, Pemprov DKI Jakarta, pengusaha dan insan perfilman.
  2. Membuat acara persiapan menuju JIFFEST dengan workshop perfilman untuk pemuda di DKI untuk nantinya akan dipertandingan dalam JIFFEST dalam kategori Film Independent Jakarta.
  3. Selain membuat Jakarta Internasional Film Festival, Pemda DKI Jakarta juga mengadakan layar tancap keliling untuk menghadirkan bioskop rakyat dengan memutar film-film berkualitas sehingga mampu menghadirkan hiburan-hiburan bagi masyarakat.