Kunjungi Kali Putih, Warga Menangis Keluhkan Biaya Pendidikan ke Anies

Jakarta - Meskipun terik siang menyengat Ibukota, warga yang berada di sekitar Jalan Pulo Nangka Barat 2, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur terlihat sudah antusias menyambut kedatangan Calon Gubernur Anies Baswedan, Rabu (21/12/2016). Selain mensosialisasikan visi-misi dan program kerja unggulannya, Anies pun melantik posko relawan Roemah Joeang Anies Sandi tingkat RT-RW di kawasan tersebut.

Sebelum kedatangan Anies, warga telah mendapatkan gambaran tugas sebagai relawan untuk pemenangan pasangan Cagub-Cawagub Anies-Sandi. Anies sendiri hadir setelah sebelumnya melakukan ibadah shalat Zhuhur di masjid setempat.

Di hadapan warga, Anies kemudian membacakan ikrar relawan yang kemudian diikuti oleh warga. "Kami relawan Anies-Sandi akan bekerja secara sukarela untuk memenangkan pasangan Anies Sandi. Kami akan berjuang menjadikan Jakarta maju kotanya dan bahagia warganya," ujar Anies yang disambut oleh warga.

Dalam sosialisasinya, Anies kembali menjelaskan fenomena kesenjangan di Jakarta. "Yang kaya makin kaya, yang makmur makin makmur, sedangkan yang miskin semakin miskin," terang Anies yang kemudian diamini oleh warga.

Bagi Anies, penyebab utama dari kesenjangan tersebut adalah pendidikan. "Anak dari keluarga makmur bersekolah di sekolah bagus, sampai tuntas. Sedangkan anak dari keluarga miskin bersekolah di sekolah biasa saja, putus sekolah lalu akhirnya berkeluarga dan anaknya kembali bersekolah di sekolah biasa," papar mantan Menteri Pendidikan ini lebih lanjut.

Karena itulah, sambung Anies, untuk membentuk masyarakat yang lebih sejahtera maka pendidikan harus bermutu, berkualitas, dan sampai tuntas. "Berbeda dengan pasangan lain, saya menawarkan pendidikan, pendidikan, pendidikan. Karena itulah yang mengubah nasib kita," tegas Anies.

Selain sektor pendidikan, Aniespun menjelaskan ketersediaan lapangan kerja yang menjadi salah satu fokus utamanya. Sandiaga Uno sebagai pasangan Anies, memiliki pengalaman dalam penyediaan lapangan kerja karena memulai bisnis dengan karyawan sejumlah 3 hingga sekarang 50.000. "Saya mendorong pendidikannya. Bang Sandi yang akan menyediakan lapangan kerjanya. Kita akan mengubah itu semua dalam 5 tahun ke depan. Insya Allah," papar Anies.

Dalam sesi dialog, wargapun berkesempatan menyampaikan aspirasinya. Salah satunya adalah Ibu Maisaroh yang menyampaikan mahalnya biaya pendidikan. "Saya dari keluarga minim, Pak. Anak saya tidak mampu membayar SPP sampai tidak boleh ikut ujian," ujar Bu Maisaroh sembari menangis.

Mendengar curhatan tersebut, Anies terlihat terharu dan turut merasakan prihatin. Mantan ketua komite etik KPK ini mengaku tidak tega dengan kondisi yang diceritakan ibu beranak dua tersebut. Dalam hal ini, Anies menekankan bahwa institusi pendidikan seperti sekolah tidak boleh menahan ijazah atau menunda ujian hanya karena permasalahan dana. Untuk menanggulangi hal tersebut, Anies akan mengupayakan regulasi bagi pihak sekolah agar kejadian yang dialami oleh Bu Maisaroh tidak terjadi lagi.

Sejalan dengan salah satu program Anies Sandi yaitu KJP Plus, dimana warga dapat mendapatkan bantuan uang tunai selain dengan fasilitas sarana-prasarana yang berbentuk barang. "Karena kebutuhan tiap anak berbeda-beda. Ada yang digunakan untuk prakarya, membeli seragam, membayar kebutuhan sekolah lainnya termasuk bisa untuk ujian," terang Anies.

Perlu diketahui, program KJP Plus adalah program yang menggabungkan antara KJP yang berbentuk barang dengan KIP berbentuk tunai. KJP Plus sendiri direncanakan akan diterima oleh seluruh anak di Jakarta, sehingga anak putus sekolah dapat mengejar paket kelulusan maupun kursus. Selain itu, terdapat keunggulan lain dari program KJP Plus seperti adanya diskon untuk barang kebutuhan sekolah.

 


Anies-Sandi Media Center 

Penulis : Ridha 

Fotografer : Adi Fikri