Anies Siap Menanggung Resiko Menjadi Jembatan Cinta

JAKARTA- Kunjungan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke markas FPI di Petamburan Minggu silam(1/1) menimbulkan beragam reaksi. Ada yang menentangnya, tetapi banyak juga yang mendukung.

Meskipun demikian Anies mengatakan dalam sebuah kesempatan bahwa dirinya telah siap menerima apapun itu konskuensinya saat mencoba merangkul seluruh elemen masyarakat.

Konsekuensi itu bisa berupa cacian, ekspresi kekecewaan, bully media sosial, dan bahkan ada yang menuduhnya merobek tenun kebangsaan. "Menjadi sebuah jembatan pastinya harus siap diinjak, tetapi yang jelas hasil akhirnya jelas yakni mencapai tujuan bersama," terang mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu.

Analogi jembatan yang diungkapkan Anies agaknya sejalan dengan pendekatan yang dia lakukan selama ini. Inisiator Indonesia Mengajar itu memang menjalin silahturahmi dengan beragam kalangan baik pendeta, ulama, habieb bahkan FPI sekalipun.

"Mereka semua adalah warga Jakarta, kita harus berhenti mengkotak-kotakan kelompok tertentu, karena Jakarta harus dibangun dengan bersama-sama," tambah Anies.

Langkah Anies untuk bersilahturahmi ke semua kalangan itu mendapat banyak apresiasi. Salah satunya dari salah satu artis dan komika Pandji Pragiwaksono yang mengatakan Anies merupakan sosok pemimpin pemersatu.

"Jakarta butuh pemimpin yang pemersatu bukan pemecah belah," ucap Pandji.(*)

 


Anies Sandi Media Center