Anies Apresiasi Pendidikan Kejuruan Pondok Pesantren Al-Musyarrofah

Jakarta - Peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan salah satu kebudayaan khas Indonesia dengan menjadikannya sebagai hari libur nasional. Momen ini seringkali dimanfaatkan oleh umat Islam untuk mengingat kembali perjalanan hidup Sang Nabi dan kemudian berusaha meneladaninya. Di beberapa tempat, peringatan Maulid dilakukan dengan tabligh akbar oleh majelis taklim atau pondok-pondok pesantren. Tak terkecuali Pondok Pesantren (ponpes) Al-Musyarrofah.

Bertempat di Jalan H Muchtar Raya, Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (12/12/2016), pondok pesantren yang turut merayakan milad ke-19nya ini mengadakan kegiatan tabligh akbar sekaligus aqiqah yang dihadiri sekitar 500 orang. Pengasuh Pesantren Al-Musyarrofah, Kyai Ahmad Nawawi menyatakan rasa syukurnya atas partisipasi umat Islam dalam keberlangsungan dan perkembangan pendidikan pesantren yang dirintisnya. Dalam kesempatan tersebut, Cagub DKI Jakarta dengan nomor urut 3 Anies Baswedan turut serta hadir dan memberikan sambutannya. 

Mantan Menteri Pendidikan ke 29 ini kembali menekankan pentingnya pendidikan sebagai eskalator sosial ekonomi bagi masyarakat, termasuk umat Islam. Pendidikan, sambung Anies, adalah kunci kesejahteraan. "(Kita akan membuat) semua anak anak dapat masuk sekolah, secara gratis, tuntas, dan berkualitas. Ini bukan sekadar subsidi, tapi pembelaan keadilan bagi warga Jakarta," papar Anies.

Penggagas gerakan Indonesia Mengajar tersebut menuturkan lebih lanjut dengan memberikan apresiasi atas prestasi Kyai Ahmad Nawawi dan pondok pesantren Al Musyarrofah. Prestasi tersebut antara lain tersebab Pondok Pesantren tidak sekadar mengajarkan ilmu agama, namun ilmu profesi (kejuruan) yang bisa menyerap kebutuhan tenaga kerja. "Al-Musyarrofah sudah benar. Karena merupakan sekolah kejuruan," ujar Anies.

Pendidikan kejuruan sendiri menjadi salah satu fokus Anies dalam membangun Ibukota. Ia berencana mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan dengan dwell system. "Dwell system itu artinya 3 hari belajarnya di perusahaan. 2 hari sisanya di sekolah. Sehingga mereka dilatih untuk bisa langsung bekerja. Dan perusahaan pun bisa menampung nantinya setelah lulus," terang Anies.

Sistem dwell ini, dalam kesempatan lain, menurut Anies tidak dapat dilakukan di tempat lain karena jumlah perusahaan yang tidak cukup untuk menampung para siswa. "Kalau di Jakarta, dengan 60% perekonomian Indonesia berada di jabodetabek. Itu kita bisa dilakukan, ujar Anies.

Sebagai penutup, Anies kembali memaparkan 3 fokus utama visi-misinya untuk Jakarta, yaitu ketersediaan lapangan kerja, keterjangkauan harga kebutuhan pokok dan pembangunan masyarakat melalui pendidikan. Iapun menyampaikan harapannya atas milad ke-19 ponpes Al-Musyarrofah. "Milad ke-19 ini adalah upaya menanamkan benih, untuk kembali menjadi aliran pahala yang tiada hentinya, agar kita senantiasa berikhtiar di jalan ini. Dan kita berharap agar pemimpin baru di Jakarta adalah orang yang tidak hanya memikirkan dan mengurus kotanya, tapi juga warganya," tutup Anies. (RID)

 


Anies-Sandi Media Center 

Unduh foto-foto resolusi tinggi (Google Drive).